Rabu, 18 Maret 2020

Konsep,Karakteristik, Tujuan, Manfaat dan Komponen E-Learning


BAB I

KONSEP & KARAKTERISTIK E-LEARNING




A.             Uraian Materi
1.                               Pengertian dasar e-learning

Proses pembelajaran tradisional berlangsung dalam suatu kelas dan ditandai dengan hadirnya seorang pendidik yang mengendalikan pembelajaran. Hal ini yang membuat paradigma pembelajaran berpusat pada guru(teacher centred learning). Paradigma ini mulai bergeser dengan munculnya paradigma baru yang menjadikan peserta didik sebagai active learner, peserta didik sebagai pusat pembelajaran (student centred learning). Student centred learningmengacu pada kesempatan belajar yang relevan dengan kebutuhan peserta didik, artinya kebutuhan belajar tersebut datang dari peserta didik.
Student centred learning, pembelajaran berfokus pada aktifitas belajar dan bukan aktifitas mengajar. Maka keberadaan guru bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran, melainkan dapat digantikan dengan bahan belajar, media belajar, serta terciptanya komunikasi antar pembelajar. Pemunuhan kebutuhan peserta didik yang beragam saat ini terdukung dengan keberadaan Teknologi Informasi dan Komputer (TIK). Dengan TIK bahan belajar


dapat dibuat menjadi lebih menarik, melibatkan banyak jenis media, interaktif, dan mudah didistribusi kepada peserta didik tanpa batasan ruang dan waktu.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah rendahnya kualitas pendidikan yang dapat dilihat dari proses pendidikan yang sedang berjalan maupun produk hasil pendidikan. Hasil laporan Bank Dunia tentang hasil tes membaca anak SD sangat memprihatinkan, dalam bidang matematika Indonesia menduduki peringkat ke 32 dari 38 negara. Sedangkan dari segi proses pendidikan khususnya pembelajaran sebagian besar guru lebih cenderung menanamkan materi pelajaran yang bertumpu pada aspek kognitif rendah. Proses belajar mengajar merupakan jantungnya pendidikan yang harus diperhitungkan, karena terdapat transformasi berbagai konsep, nilai serta materi pendidikan diintegrasikan.
Dikaitkankan dengan tuntutan masa depan mengubah sistem pembelajaran konvensional dengan sistem pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi melalui jaringan internet. Penggunaan internet untuk proses pembelajaran sudah diimplementasikan dengan penerapan e-learninguntuk penyebaran informasi dan berkomunikasi. Istilah e-learningdapat pula didefinisikan sebagai sebuah teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia maya. Dalam teknologi e-learning, proses pembelajaran yang biasa didapatkan di dalam sebuah kelas di lakukan secara live namun virtual.
E-learning sering pula disebut pembelajaran onlineatau online course. Pembelajaran online dalam pelaksanaannya memanfaatkan dukungan jasa teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, seperti komputer, telepon, audio, video, transmisi satelit, dan sebagainya. E-learning sangat berkembang karena relatif tidak memerlukan biaya tinggi namun memiliki jangkauan yang luas, sebab e-learning dapat menjangkau hingga keseluruh dunia tanpa dibatasi oleh kondisi geografis, sehingga lebih mudah untuk menyampaikan informasi pembelajaran.
Menurut Widhiarta (2008), keberadaan TIK memunculkan model pembelajaran baru antara lain:


a.                                Computer Based Learning/Training (CBL/CBT)
Dalam CBL/CBT pembelajaran berlangsung dengan cara penyediaan bahan belajar berupa model elektronik, software edukasi, maupun bentuk softcopy dari makalah yang sudah ada. Bahan belajar juga bisa berupa program simulasi keterampilan tertentu sesuai kebutuhan khusus pembelajaran.
b.                               Web Based Learning/Web Based Training
Perkembangan Internet memungkinkan model belajar CBL/CBT yang terintegrasi dalam jaringan komputer sehingga terjadi perluasan akses bahan belajar kapanpun dan dimanapun. Aktivitas kelas terjadi dengan cara peserta mengunduh dan mempelajari bahan belajar, mengikuti diskusi dengan pengajar menggunakan teknologi komunikasi yang tersedia (chat, email, video converence)
c.                                Mobile Learning
Model pembelajaran yang memanfaatkan keberadaan ponsel cerdas yang pervasif dan merupakan bagian dari kultur populer masyarakat sebagai sarana pembelajaran. Fitur dan kelengkapan teknologi telepon genggam saat ini sangat mendukung keberhasilan konsep mobile learning.
Ketiga bentuk pembelajaran diatas disebut pembelajaran secara elektronik, atau sering disebut e-learning. Namun masih ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai makna dan hubungan istilah e-learning, flexibel learning, dan online learning. Salah satu definisi dikeluarkan oleh The American Society for Training and Development (ASTD, 2009, dalam Suhaemy, 2014) yang menyebutkan bahwa e-learning adalah himpunan aplikasi dan proses yang meliputi pembelajaran berbasis web (web based learning), pembelajaran berbasis komputer (computer based learning), dan kelas virtual (virtual classroom). Sebagian dari model ini dilakukan dengan Internet, Intranet, audio, video, tv interaktif, dan CD room.
Definisi tersebut, jelas bahwa konteks e-learning lebih luas dari pada online learning, karena e-learning meliputi pemanfaatan perangkat elektronik yang tidak harus terkoneksi secara online. Sementara flexible learning memberikan pilihan yang lebih luas pada apa, kapan, dimana, dan bagaimana kita belajar. Artinya Flexible learninglebih mengarah pada pendekatan bahwa teknologi memungkinkan semua pembelajaran lebih flexibel. Sedangkan online learning mencakup pembelajaran yang dilaksanakan dengan teknologi berbasis web.


Melalui e-learning materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, disamping itu materi juga dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar serta dapat diperbaharui dengan cepat. E-learningmembawa prinsip terciptanya lingkungan belajar yang fleksibel dan terdistribusi.
2.                               Karakteristik e-Learning
Terdapat beberapa karakteristik yang harus dimiliki e-learning yang membedakannya dengan pembelajaran konvensional, yaitu interactivity, independency, accessibility, dan enrichment.
a.                               Interactivity
e-learning harus memfasilitasi jalur komunikasi baik secara real time(synchronus) seperti chatting dan messenger, maupun tidak real time (asynchronous) seperti forum dan mailing list.
b.                               Independency/kemandirian
Ketersediaan bahan belajar, waktu, dan akses yang flexibel memungkinkan  peserta didik untuk melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan kondisi masing-masing dan menjadi active learner. Namun hal ini tidak akan berjalan baik jika masing-masing individu tidak memiliki kemandirian. Kemandirian disini berarti peserta didik belajar tanpa ada yang menyuruh atau mengingatkan, mengerjakan tugas tanpa ada yang mengejar-ngejar dan lain-lain. Semua berdasarkan kesadaran sendiri. Jadwal, pengaturan waktu dan reminder, bahkan saran acuan belajar yang ada hanya berupa mesin belaka, yang tidak akan berarti apapun jika peserta didik tidak menyadarinya secara mandiri.
c.                                Accessibillity/aksesabilitas
Sumber-sumber belajar dan informasi akademik harus lebih mudah diakses dan terdistribusi lebih luas dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
d.                               Enrichment/pengayaan
Kegiatan pembelajaran serta presentasi bahan pembelajaran disajikan dengan cara yang lebih variatif dan interaktif seperti penggunaan video striming, aplikasi simulasi, dan animasi.
Menurut Clark dan Mayer (2008) yang termuat dalam makalah Effective E- Learning Design (Steen H, 2008), e-learning adalah intruksi yang diantarkan melalui sistem komputer dengan tujuan membangun keterampilan dan kemampuan yang dapat


ditransfer (transferable). E-learning yang efektif selayaknya memiliki karakteristik sebagai berikut.
1)                              Meliputi konten yang relevan dengan fitur pembelajaran
2)                              Menggunakan metode instruksi seperti contoh dan praktek untuk membantu pembelajaran
3)                              Memanfaatkan berbagai elemen media untuk menyampaikan konten dan metode
4)                              Membangun pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat meningkatkan perfoma
Menurut Munir (2008) karakteristik e-learning antara lain:

1)                              Memanfaatkan jasa teknologi elektronik sehingga dapat memperoleh informasi dan melakukan komunikasi dengan mudah dan cepat, baik antara pengajar dengan pembelajar, atau pembelajar dengan pembelajar.
2)                              Memanfaatkan media komputer, seperti jaringan komputer (computer networkatau digital media)
3)                              Menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri (self learning material)
4)                              Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer sehingga diakses oleh pengajar dan pembelajar, atau siapapun tidak terbatas waktu dan tempat kapan saja dan diamana saja sesuai dengan keperluannya
5)                              Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga untuk mengetahui hasil kemajuan belajar, atau administrasi pendidikan, serta untuk memperoleh informasi yang banyak dari berbagai sumber informasi.



BAB II 
TUJUAN 
Adapun tujuan dari E-learning, diantaranya :
1. Meningkatkan daya serap peserta didik atas materi yang diajarkan, meningkatkan partisipasi aktif,
2.  Meningkatkan kemampuan belajar mandiri
3.  Meningkatkan kualitas materi pembelajaran
4. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu


 BAB III
MANFAAT E-LEARNING


 Pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari jasa Internet. Internet menjadi suatu kebutuhan, karena berbagai informasi di dalamnya dapat diakses secara mudah, kapan saja, dan dimana saja. Pembelajaran dengan menggunakan jasa Internetakan mempengaruhi tugas pengajar dalam proses pembelajaran dan cara belajar dari pembelajar itu sendiri. Proses pembelajaran tidak lagi didominasi oleh pengajar, melainkan dilengkapi oleh teknologi yang berkembang dengan pesar setiap saat seperti komputer. Pelengkap lainnya seperti modul atau buku.
Mannfaat e-learning dnegan penggunaan internet, khususnya dalam pembelajaran jarak jauh, antara lain:
1)    Pengajar dan pembelajara dapat berkomunikasi secara cepat dan mudah melalui fasilitas internettanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
2)    Pengajar dan pembelajar dapat menggunakann materi pembelajaran yang ruang lingkup (scope) dan urutan (sekuensnya) sudah sistematis terjadwal melalui internet, sehingga bagi pengajar bisa menilai seberapa jauh materi pembelajaran tersebut disajikan, dan bagi pembelajar dapat menilai seberapa jauh materi pembelajar dapat dipelajari dan dikuasainya.
3)    Dengan E-learningdapat menjelaskan materi pembelajaran yang sulit dan rumit menjadi mudah dan sederhana.
4)    Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh banyak informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dipelajarinya dari berbagai sumber informasi dnegan melakukan akses di internet.
5)    Internet dapat dijadikan sebagai media untuk melakukan diskusi antara pengajar dengan pembelajar, baik untuk seorang pembelajar, atau dalam jumlah pembelajar terbatas, bahkan massal.
6)    Peran pembelajar menjadi lebih aktif mempelajari materi pembelajaran, memperoleh ilmu pengetahuan atau informasi secara mandiri tidak mengandalkan


pemberian dari pengajar, disesuaikan pula dengan keinginan dan minatnya terhadap materi pembelajaran.
7)    Relatif lebih efisien dari segi tempat, waktu, dan biaya.
8)    Bagi pembelajar yang sudah bekerja dan sibuk dengan kegiatannya, sehingga tidak memiliki waktu untuk datang ke suatu lembaga pendidikan, maka dapat mengakses internet kapanpun sesuai dengan waktu luangnya.
9)    Dari segi biaya, penyediaan layanan internet lebih kecil biayanya dibanding harus membangun ruangan atau kelas pada lembaga pendidikan sekaligus memeliharanya, serta menggaji para pegawainya.
10)   Memberikan pengalaman bermakna bagi pembelajar karena dapat berinteraksi langsung, sehingga pemahaman terhadap materi pembelajaran akan lebih bermakna pula (meaningfull), mudah dipahami, diingat, dan mudah pula untuk diungkapkan kembali.
11)   Kerjasama dalam komunitas onlineyang memudahkan dalam transfer informasi dan melakukan suatu komunikasi, sehingga tidak akan kekurangan sumber atau materi pembelajaran.
12)   Administrasi dan pengurusan yang terpusat sehingga memudahkan dalam melakukan akses atau dalam operasionalnya.
13)   Membuat pusat perhatian dalam pembelajaran.



BAB IV KOMPONEN E-LEARNING


Untuk dapat terselenggaranya e-learning diperlukan 3 komponen pembentuk e-learning yaitu:
a.             Infrastruktur : Infrastruktur e-learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.
b.            Sistem dan aplikasi : sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi  atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management Sistem (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas.
c.             Koten: konten dan bahan ajar yang pada e-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Konten ini disimpan dalam Learning Management System (LMS) Sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun.
Konten ini sangat penting karena tanpa adanya konten tidak ada materi yang dapat disampaikan ke pengguna. Konten berbentuk multimedia adalah suatu sarana yang di dalamnya terdapat perpaduan (kombinasi) berbagai bentuk elemen informasi, seperti teks, grafik, animasi, video, interaktif maupun suara sebagai pendukung untuk mencapai tujuannya yaitu menyampaikan informasi atau sekedar memberikan hiburan bagi target audiens-nya. Kata multimedia itu sendiri berasal dari kata multi (bahasa latin) yang berarti banyak dan kata media berasal dari bahasa inggris (medium: bentuk tunggalnya) diturunkan dari bahasa Latin yang membawa informasi dari suatu sumber informasi ke penerima (Smaldino dkk, 2005).

Menurut Smaldino dkk (2005), ada 6 jenis media pokok yang digunakan dalam pembelajaran:
a.             Teks
Ini adalah media yang paling umum digunakan. Teks adalah karakter-karakter alphanumeric (angka dan abjad) yang mungkin ditampilkan dalam berbagai format seperti buku, poster, papan tulis hitam, layar komputer dan sebagainya.
b.            Audio (suara)
Ini juga media yang umum digunakan. Audio mencakup segala bentuk yang dapat didengar, misal suara orang, musik, suara-suara mekanis (menjalankan mesin mobil) dan sebagainya. Suara-suara itu mungkin didengar secara langsung atau telah direkam.
c.             Visual
Visual digunakan untuk mempromosikan pembelajaran yang meliputi diagram pada poster, gambar pada papan tulis, foto, grafik pada buku, gambar kartun dan sebagainya.
d.            Media bergerak
Ini adalah media yang menunjukan suatu yang bergerak. Yang mencakup video, animasi dan sebagainya.
e.             Media yang dapat dimanipulasi
Ini adalah objek 3 dimensi dan dapat disentuh dan dipegang oleh siswa.
f.              Orang
Yang termasuk dengan ini mungkin guru, siswa atau pakar di bidang tertentu (SME- Subject Matter Expert). Siswa dapat belajar dari guru, siswa yang lain dan orang dewasa yang lain.
Multimedia dapat dikatagorikan menjadi 2 macam, yaitu mulitimedia linear dan multimedia interaktif. Multimedia linear adalah suatu multimedia yang yang tidak dilengakapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (beruntun/lurus),contohnya: TV dan film. Sedangkan multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol (alat bantu berupa komputer, mouse, keyboard dan lain-lain) yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna daat memilih apa yang diinginkan untuk proses

selanjutnya. Contohnya seperti aplikasi game. Multimedia interaktif menggabungkan dan mensinergikan semua media yang terdiri dari teks, grafik, audio, dan interaktivitas.
Multimedia yang dirancang khusus untuk pembelajaran disebut dengan multimedia pebelajaran dan biasannya disebut dengan paket pembelajaran berbasis komputer. Istilah yang spesifik adalah CAI (Computer Assisted Intruction), CAL (Computer Assisted Learning) atau CBL (Computer Based Learning). Walaupun paket- paket ini tidak secara eksplisit mencantumkan multimedia didalamnya. Namun biasanya paket-paket tersebut memang merupakan multimedia dalam arti luas (mengandung teks, audio, animasi, video, bahkan simulasi) atau hanya terbatas mengandung beberapa media seperti teks dan gambar saja. Apapun media yang dikandungnya, ketiganya secara eksplisit menekankan adanya instruksional yang didesain di dalamnya. Dengan kata lain di dalam pengembangan CAI,CAL atau CLB sesuai desain instruksional menjadi kerangka yang mencirikan paket-paket tersebut. Paket yang dirancang dengan pendekatan behavioristik tentu berbeda dengan paket yang dirancang pendekatan kognitif. Sekalipun ketiganya memiliki kesamaan tetapi dari nama yang dikandungnya ketiganya memiliki arti yang berbeda.
CAI, secara umum bermakna instruksi pembelajaran dengan bantuan komputer yang memiliki karakteristik yang khas: menekankan belajar mandiri, interaktif, dan menyediakan bimbingan (Steinberg, 1991 dalam Gatot, 2008). CAL memiliki arti dan karakteristik yang senada dengan CAI (Rieber, 2000 dalam Gatot, 2008). Sekalipun di sini CAI atau CAL menekankan belajar mandiri hal ini tidak serta merta menunjukkan bahwa CAI atau CAL merupakan suatu media utama dalam pemebelajaran. Pada kenyataan CAI atau CAL lebih banyak berfungsi sebagai media pengayaan  (enrichment) bagi media utama, baik media utama tersebut adalah guru yang mengajar di depan kelas atau buku pelajaran utama yang wajib dibaca oleh siswa. Sementara CBL, sesuai dengan namanya menunjukkan bahwa komputer dipakai sebagai media utama dalam memberikan pembelajaran. Pada CBL sebagai besar kandungan dari pemebelajaran memang disampaikan melalui media komputer. CBL, misalnya cocok diberikan pada kasus pendidikan jarak jauh. Perbedaan arti dari CAI, CAL, dan CBL ini tentu saja mempengaruhi desain instruksional yang dirancang bagi paket-paket tersebut.